Aku lahir dan besar di Semarang. Namun sekarang
mengikuti suami di Jawa Timur. Meski demikian, belum pernah sekalipun
mengunjungi Kuil Sam Poo Kong yang terkenal sebagai objek wisata di Kota
Semarang. Padahal keinginan untuk berkunjung ke kuil itu sudah mengakar sejak
lama. Lebih-lebih setelah banyak teman mengunggah foto-foto mereka di Facebook saat berada
di kuil tersebut, hasrat untuk berwisata ke Kuil Sam Poo Kong makin tak
terbendung. Gambar kuil itu sangat indah dan eksotik.
Hasratku baru tersampaikan saat mudik Lebaran tahun
2013 ini. Di hari ketiga, beserta suami dan anak-anak, kami memaksakan diri
menginjungi Kuil Sam Po Kong. Waktu perjalanan dari Semarang Tugu, rumah ibuku,
tak terlalu lama untuk sampai ke tempat tujuan. Kira-kira hanya 25 menit. Kuil
Sam Poo Kong terletak di sekitar Simongan Semarang. Beruntung jalanan tidak
terlalu macet. Mungkin karena masih dalam suasana Lebaran, kota Semarang agak
lengang. Kami sampai di sana sekitar pukul 10.30.
Memang benar, ketika kami sampai, suasana eksotik
sudah terasa. Bangunan dan tembok pagar yang berwarna merah terang sudah
terlihat cukup mencolok. Kami memarkirkan mobil di tempat parkir yang cukup
luas, lalu membeli tiket masuk seharga Rp. 3.000,- per orang, ditambah biaya
parkir mobil Rp. 3.000,-.
Pengunjung cukup banyak. Tidak hanya dari warga etnis
Tinghoa saja, warga pribumi pun banyak yang tertarik mengunjungi kuil ini. Sebagian
besar dari luar kota Semarang. Daya tarik kuil ini memang kuat.
Salah Satu Kuil Utama |
Lampion-Lampion Cantik |
Begitu masuk ke dalam area, kami seolah-olah berada di
negeri China. Lampion-lampion merah menjuntai menghiasi bangunan kuil dan
pepohonan rindang tak jauh dari pintu masuk. Indah dan membuat mulut berdecak
kagum. Terlihat tiga bangunan utama. Satu bangunan bebas dimasuki pengunjung,
sedangkan dua bangunan lainnya adalah bangunan untuk beribadah, dan tentu saja
tidak bisa bebas memasukinya. Harus dengan izin lebih dulu.
Kuil untuk Sembahyang |
Di salah satu sudut bangunan utama, berdiri kokoh
Patung Laksamana Cheng Hoo, sebagai penghormatan napak tilas beliau yang pernah
menjejakkan kaki di Semarang. Di belakang patung, berjajar lilin-lilin raksasa
bergambar naga.
Berpose di Depan Lilin Raksasa |
Kami tentu saja tak menyia-nyiakan waktu untuk berfoto-foto
di hampir semua sudut kuil. Banyak pula fotografer yang asyik mencari objek
foto menarik.
Bersantai di Tangga Kuil |
Hari itu rupanya sedang ada bazar. Pengunjung bisa
membeli berbagai suvenir cantik di gedung bazar. Pengunjung juga bisa berfoto mengenakan
baju tradisional daratan Tiongkok dengan tarif Rp. 80.000,- per orang.
Sungguh, berada di Kuil Sam Poo Kong tidak merasakan
bosan oleh keindahannya.